Notifications
General

Santri Berbudaya Jadi Benteng Degradasi Moral di Kota Jogja

Di balik gegap gempita label “Kota Santri Berbudaya” yang digaungkan Pemerintah Kota Jogja, ada keyakinan mendalam dari kalangan legislator lokal: identitas ini bukan sekadar jargon, melainkan senjata strategis menghadapi degradasi moral dan fenomena klithih di kalangan remaja.

“Karakter inilah yang diyakini dapat menjadi benteng utama dalam menghadapi degradasi moral dan tantangan sosial,” tegas Solihul Hadi, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Jogja, saat berbincang dengan Radar Jogja, Kamis (16/10).

Politisi PKB yang berlatarbelakang santri ini tak main-main. Baginya, Jogjakarta sudah sejak lama memiliki DNA sebagai kota santri. Jejaknya bisa dilacak dari sejarah Mataram Islam hingga peran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai penjaga kebudayaan sekaligus penyebar syiar Islam.

“Selain itu, pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam yang tumbuh subur di sini adalah bukti nyata bahwa Jogjakarta memiliki akar sejarah santri,” ujarnya.

Tapi Solihul menegaskan, “berbudaya” menjadi kunci yang membedakan. Santri di Jogja, dalam visinya, tidak boleh sekadar menguasai ilmu agama. Mereka harus hidup selaras dengan budaya adiluhung warisan leluhur — memadukan kedalaman spiritualitas dengan keluhuran budi pekerti seorang budayawan.

Lewat perpaduan itulah, para santri tidak hanya menjalankan ritual keagamaan, tetapi juga meresapi nilai-nilai penting dalam kehidupan budaya Jawa yang santun dan penuh filosofi. Inilah yang dia sebut sebagai solusi nyata menghadapi masalah sosial seperti kenakalan remaja dan klithih.

Gagasan ini bukan datang tiba-tiba. Ia lahir dari kegelisahan melihat tantangan zaman yang kian kompleks. Solihul memandang, budaya yang selama ini dihidupi para santri bisa menjadi penawar — selama dilaksanakan secara utuh, bukan sekadar tempelan.

“Makna berbudaya menjadi kunci penting dalam gagasan ini,” pungkasnya.

Kini, tinggal pertanyaan yang menggantung: bisakah DNA santri berbudaya itu benar-benar dihidupkan, atau hanya akan jadi slogan yang tenggelam di antara hingar-bingar kota pelajar?

Post a Comment
Rubrik Populer
Scroll to top