Notifications
General

Anggota DPRD Kota Jogja Bongkar Kegagalan Regenerasi Atlet

Di balik wacana pembangunan infrastruktur olahraga megah, Kota Yogyakarta justru menghadapi kebuntuan regenerasi atlet. Anggota DPRD Kota Yogyakarta Choliq Nugroho Adji secara terbuka mengkritik ketimpangan antara fisik dan pembinaan yang berujung pada mandeknya prestasi.

“Kita bisa membangun stadion, lapangan, atau venue yang bagus, tapi itu harus diikuti dengan pembinaan yang terencana dan sistematis,” tegas Choliq, yang juga Ketua Pansus Raperda Keolahragaan, Rabu (15/11).

Pernyataannya itu bukan sekadar retorika. Ia melihat fasilitas olahraga yang selama ini dibangun hanya menjadi “kerangka tanpa nyawa”. Tanpa program jangka panjang, venue-venue itu diprediksi bakal mangkrak atau sekadar jadi tempat rekreasi, bukan wadah pencetakan atlet.

“Pembangunan fisik hanyalah modal awal. Tujuan akhir Raperda Keolahragaan adalah menciptakan regenerasi atlet berprestasi yang berkelanjutan,” ujarnya.

Choliq menekankan, pembinaan terencana menjadi kunci untuk menjaring dan mengasah talenta muda. Proses pendampingan berjenjang harus dimulai dari kompetisi pelajar hingga umum. Tanpa itu, Yogyakarta — yang disebut miniatur Indonesia — hanya akan jadi kota pelajar tanpa atlet berkelas nasional.

Kritik ini mencuat di tengah minimnya atlet Yogyakarta di kancah nasional. Publik pun mulai mempertanyakan efektivitas anggaran olahraga yang digelontorkan setiap tahun.

“Harapannya, atlet-atlet baru bisa lahir dari berbagai ajang kompetisi. Tapi kalau sistemnya tidak dibenahi, ya tetap begini-begini saja,” tandasnya.

Tanpa perubahan fundamental, Yogyakarta terancam jadi kota dengan gedung olahraga megah, tapi sepi prestasi.

Post a Comment
Rubrik Populer
Scroll to top