Notifications
General

Abaikan Peran Pemuda, Program Kebudayaan Hanya Pajangan!

Geliat modernisasi dan derasnya arus digital dinilai menggerus identitas budaya Yogyakarta. Di tengah ancaman itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Jogja Yogo Prasetyo Pri Hutomo menegaskan, generasi muda kini menjadi harapan terakhir pelestarian warisan leluhur.

“Sinergi antara legislatif dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga identitas budaya Yogyakarta,” tegas Tomo, sapaan akrabnya.

Politisi Partai Golkar ini melihat, kolaborasi strategis antara pemuda dan pemerintah tak bisa ditawar lagi. Predikat kota budaya yang disandang Jogja, kata dia, harus dipertahankan di tengah gempuran gaya hidup global.

Tomo tak main-main. Legislatif, ujarnya, serius mendorong kebijakan yang menempatkan anak muda sebagai subjek –bukan sekadar objek– dalam program kebudayaan. “Hal ini bertujuan agar kesadaran dan kecintaan terhadap budaya lokal tumbuh secara organik di kalangan milenial dan Gen Z,” paparnya.

Ia menilai, kedekatan generasi muda dengan teknologi digital justru menjadi senjata ampuh. Di Malioboro, misalnya, tren persewaan baju adat Jawa untuk wisatawan sudah menunjukkan gelagat positif. Tomo berharap, terobosan semacam itu bisa merambah ke kampung-kampung wisata agar ekonomi kreatif masyarakat ikut bergerak.

“Generasi muda adalah agen perubahan yang strategis dalam merawat identitas budaya, lalu kebudayaan dapat menjadi sumber penggerak ekonomi rakyat,” tegasnya.

Tak hanya budaya, Tomo juga menyoroti sektor olahraga. Ekosistem kompetisi yang adil, termasuk sistem penjurian yang transparan, disebutnya vital bagi perkembangan anak muda. Di situlah, langkah legislatif dan geliat anak muda harus bertemu – sebelum Jogja kehilangan jati dirinya.

Post a Comment
Rubrik Populer
Scroll to top